Aksi Mahasiswa Terhadap Biaya Kulia yang Mahal |
Sejumlah Mahasiswa Maluku Universitas Indonesia Timur (UIT)
Makassar, rela menjual ginjal mereka menyikapi kenaikan biaya perkuliahan yang
dinilai sangat memeras kalangan mahasiswa, hal ini disampaikan oleh Dani
Wansaubun Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mahasiswa
Indonesia Timur (UIT) di Sekertariat Himpunan Mahasiswa Maluku, Jln. Daeng
Ngadde Blok 5 B No.14 Makassar.
Menurut Joko Nigel Raubun “Kampus kami sempat masuk dalam daftar
kampus yang dinonaktifkan oleh Dikti, sehingga kami juga merasa heran sebab
sempat dinonaktifkan tetapi malah muncul masalah baru dimana masalah ini muncul
akibat dari terbitnya surat keputusan yayasan tentang kenikan biaya perkuliahan
sebesar 75%, tentunya ini sangat memberatkan kami, jika mahal itu harus
diimbangi oleh kualitas dan fasilitas tetapi realitas hari ini berbicara lain,
katanya full ac tetapi nyatanya kipas angin itupun kipas angin
sakit-sakitan, belum lagi status kampus yang membuat kami sangat cemas”.
Kenaikan biaya perkuliahan di UIT Makassar tertara dalam surat
keputusan (SK) No. 834/BP-YIT/III/2016 tertanggal 21 Maret 2016 yang ditanda
tangani oleh Ketua Yayasan Indonesia Timur yang menuai polemik di Kalangan
mahasiswa UIT. Hal yang sama juga diutarakan oleh Mahasiswa Maluku di UIT yang
rela menjual Ginjalnya kepada Pemerintah Daerah Maluku.
“Ini suara hati kami anak-anak Maluku
yang sudah tak sanggup lagi melanjutkan perkuliahan di UIT dikarenakan mahal
dan terkadang di beberapa media memberitakan bahwa kami setelah lulus nanti tak
akan diserap oleh lapangan kerja karena status kampus kami yang belum
akreditasi Institusi kalaupun ada akreditasi hanya akreditasi jurusan itupun C,
kami berharap Bapak Gubernur Maluku untuk membeli ginjal kami demi membiayai
perkuliahan kami disini”. Tutur Joko Nigel Raubun Ketua Umum Himpunan Mahasiswa
Maluku (HIPMMAL) UIT Makassar yang juga Mahasiswa FKM UIT. Tim/KM.com