Peduli Lingkungan, Masyarakat Adat Saleman Angkat Bintag Laut Berduri

kru KabarMaluku.com
0
Foto Bersama Masyarakat Adat Negeri Saleman dan Tim LIPI
Provinsi Maluku Usai Pengangkatan Bintang Laut Berduri,
 Minggu (27/09) (foto KM.com)
Saleman, KabarMaluku.com - Kesadaran masyarakat Adat Negeri Saleman Kecamatan Seram Utara Barat Kabupaten Maluku Tegah terhadap lingkungan terus ditunjukan, setelah sebelumnya mengadakan bersih-bersih pantai dari bermacam sampah. Kali ini yang dilakukan adalah mebersihkan Acanthaster Planci (Crown of Throne) atau biasa disebut dengan Bulu Seribu atau Bintang Laut Berduri yang akhir akhir ini mengalami ledakan yang cukup mengkuatirkan dan telah menyebabkan kematian terumbu karang di wilayah ekosistem terumbu karang oleh akibat dari Bintang Laut Berduri.

Bintag Laut Berduri, atau di masyarakat setempat sering menyebutnya  Kekeng merupakan salah satu jenis hewan laut dari kelompok bintang laut yang paling besar di antara jenis bintang laut lain.

Menggunakan Speed Boad, Masyarakat Adat Negeri
 Saleman saat Mengangkat Bintang Laut Berduri
di Area Tebing Batu Kawasan Ora Beach Saleman

 (foto KM.com)


Kegiatan bersih-bersih lingkungan laut yang diprakarsai oleh Pemuda/Mahasiswa Negeri Adat Saleman dengan mengakat tema ''Gerakan Bersih Lingkungan Laut'', tak hanya melibatkan masyarakat tapi juga menghadirkan para ahli dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Provinsi Maluku diantaranya hadir juga ahli kimia dan ahli ekosistem laut yang telah turun langsung pendampingi dan memberikan banyak pemahaman kepada masyarakat tentang Bintang Laut Berduri.

Gerakan bersih-bersih lingkungan laut dari Bintang Laut Berduri dilakukan selama 4 hari yaitu dari tanggal 27-30 September 2015 dengan melibatkan seluruh masyarakat Adat Negeri Saleman dengan lokasi di sekitaran teluk Saleman yang merupakan area wisata Ora Beach dan Roneela Cottage. Puluhan speed boat dan kantinting juga di kerahkan. Kegiatan tersebut di sponsori oleh Roneela Cottage, Lisar Bahari dan Ora Eko Risort.

Sebulumnya, LIPI Provinsi Maluku telah mensosialisasikan tentang bagaimana cara penanganan terhadap Bintang Laut Berduri. Memberikan pemahaman bagi masyarakat akan bahaya Bintang Laut Berduri terhadap terumbu karang. Dimana hewan tersebut mampu dengan cepat memusnahkan terumbu karang dengan begitu cepat dan untuk itu harus segera ditangani.

 Pengangkatan Bintang Laut Berduri
di Area Roneela Cottage
(foto KM.com)


Terhadap gerakan bersih-bersih lingkungan laut tersebut, sangat diapresiasi LIPI Provinsi Maluku. Diakuinya ini adah sebuah gerakan yang sangat positif untuk itu harus ada turun tangan aktif dari masyarakat. Ini Merupakan sebuah gerakan yang pertamakali di Maluku dan baru kali ini di adakan di Negeri Saleman.

Pengangkatan Bintag Laut Berduri melibatkan masyarakat, dimana dilakukan dengan sistem yang masih tradisinal yaitu dengan cara menggunakan jepit dari bambu yang dibuat masyarakat dan dilakukan pengakatan dengan cara yang penuh kehati-hatian hingga kemudian Bintag Laut Berduri bisa diangkat berlahan lahan ke darat.

Di hari pertama, Minggu (27/09) kegiatan pengangkatan Bintang Laut Berduri berjalan lancar dan sukses, dimana dengan semangat, masyarakat mampu mengangkat kurang lebih 1020 ekor Bintang Laut Berduri. Bintang Laut Berduri yang sudah ditangkap harus dimasukan kedalam sebuah lubang yang sudah disiapkan untuk selanjutnya ditanamkan sebagaimana arahan peneliti LIPI Provinsi Maluku.

Bersiap Siap ke Lokasi Pengangkatan
 Bintang Laut Berduri
(foto KM.com)



Ketua Panitia Syahroni Masuatu kepada KabarMaluku.com, Minggu (27/09) mengatakan kegiatan mengangkat Bintag Laut Berduri merupakan bentuk kepedulian dari Masyarakat Adat Negeri Saleman dalam hal ini Pemuda Mahasiswa terhadap ekosistem lingkungan yang perlu dijaga kelestariannya.

''Negeri Saleman merupakan suatu tempat wisata yang sangat indah. Tempat yang sudah mendunia, untuk itu sebagai pemuda harus memberikan pemahaman kepada masyarakat betapa pentingnya pelestarian lingkungan. Selain mengharapkan perhatian pemerintah perlu juga ada kesadaran kita sendiri dalam menjaganya,'' tutur Boy sapaan akrab Syahroni.


Kegiatan ini, lanjut Boy, mendapatkan respon sangat baik dari berbagai kalangan. Buktinya dalam acara pembukaan hampir dihadiri oleh semua undangan. Dari Instansi Dinas Priwisata Maluku, Badan Pengendali Lingkungan Hidup Maluku, Dinas Perikanan Maluku hadir juga merespon positif kegiatan ini. Mengharapkan bisa hadir namun dikarenakan bertepatan dengan agenda Pesta Teluk Ambon ke-10 sehingga mereka tidak bisa hadir.

Tokoh Pemuda Negeri Adat Saleman Jefri Makatia, MPA menilai kigiatan ini sebagai sebuah langkah yang baik, sebuah kesadaran masyarakat yang harus diapresiasi mengingat Negeri Saleman adalah tempat yang terkenal akan keindahan alamnya. Ora Beach sudah dikenal dimana-mana. Untuk itu, kesadaran masyarakat dalam menjaga dan memilihara lingkungan itu sangat dibutuhkan. Apalagi hampir seluruh mata pencaharian masyarakat kita adalah di laut maka perlu dijaga bersama.

''Kedepan pemerintah juga perlu turun tangan secara aktif dalam mencegah penyebaran dari predator koral yang sangat berbahaya ini (Bintang Laut Berduri-red). Hama ini mampu mematikan koral deng sangat cepat dan membutuhkan waktu yang sangat lama bagi koral untuk bisa hidup kembali. Tentunya ini sangat mempengaruhi ekosistem laut kita, berdampak secara langsung bagi ekonomi masyarakat. Harus ada perhatian serius pemerintah,'' harap alumni pasca sarjana UGM ini. (tim KM.com)

Post a Comment

0 Comments
Post a Comment (0)
To Top