Ambon, KabarMaluku.com - Mabes TNI mengerahkan sebanyak 500 personil tentara Kostrad ke Ambon (Maluku), Kamis (7/8) untuk memperkuat pengamanan dan akan bertugas selama 9 bulan. Pengarahan itu dilakukan untuk mengamankan bentrokan antar warga yang terus berlanjut di beberapa tempat di Kabupaten Malteng dan SBB.
Ratusan personil tersebut berasal dari Batalyon Artileri Medan (Armed) 13/Nanggala yang diangkut dari Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Halim Perdana kusuma Jakarta dengan menggunakan 6 pesawat Hercules.
Batalyon yang dipimpin Mayor Arm Didik Harmono itu merupakan satuan yang berada dibawah Resimen Artileri Medan 2/Divisi Infanteri 1/Kostrad yang bermarkas di Sukabumi Jawa Barat.
Kedatangan tentara Kostrad hanya selang beberapa hari setelah bentrokan antar warga Desa Negeri Lima dan Seith, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Malteng serta antar warga Desa Iha dan Luhu, Kecamatan Huamual, Kabupaten SBB.
Padahal sejak 30 April 2014 lalu, Satgas TNI BKO telah ditarik dari wilayah Kodam XVI/Pattimura dan pengamanan diserahkan sepenuhnya kepada batalyon organik. Namun apa dikata, kondisi justru membuat Satgas TNI BKO kembali lagi dikerahkan ke Maluku.
Pangdam Pattimura Mayjen TNI Meris Wiryadi kepada wartawan usai upacara penerimaan Satgas TNI BKO tersebut di Mako Lantamal IX/Ambon, Kamis (7/8) mengatakan, kehadiran Satgas TNI BKO ini untuk menstabilkan situasi dan kondisi keamanan di wilayah Maluku.
“Kehadiran personil Satgas TNI BKO di wilayah Maluku ini adalah suatu keterpanggilan TNI terhadap masyarakat, bangsa dan negara. Dimanapun konflik kita akan hadir di kesempatan pertama. Ini kebijakan yangt dikeluarkan pimpinan sehingga tentunya saya sebagai Pangdam setelah mendapat bantuan perkuatan akan berupaya menstabilkan situasi dan kondisi keamanan di wilayah Maluku. Itu yang paling utama,” katanya.
Ratusan personil tersebut berasal dari Batalyon Artileri Medan (Armed) 13/Nanggala yang diangkut dari Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Halim Perdana kusuma Jakarta dengan menggunakan 6 pesawat Hercules.
Batalyon yang dipimpin Mayor Arm Didik Harmono itu merupakan satuan yang berada dibawah Resimen Artileri Medan 2/Divisi Infanteri 1/Kostrad yang bermarkas di Sukabumi Jawa Barat.
Kedatangan tentara Kostrad hanya selang beberapa hari setelah bentrokan antar warga Desa Negeri Lima dan Seith, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Malteng serta antar warga Desa Iha dan Luhu, Kecamatan Huamual, Kabupaten SBB.
Padahal sejak 30 April 2014 lalu, Satgas TNI BKO telah ditarik dari wilayah Kodam XVI/Pattimura dan pengamanan diserahkan sepenuhnya kepada batalyon organik. Namun apa dikata, kondisi justru membuat Satgas TNI BKO kembali lagi dikerahkan ke Maluku.
Pangdam Pattimura Mayjen TNI Meris Wiryadi kepada wartawan usai upacara penerimaan Satgas TNI BKO tersebut di Mako Lantamal IX/Ambon, Kamis (7/8) mengatakan, kehadiran Satgas TNI BKO ini untuk menstabilkan situasi dan kondisi keamanan di wilayah Maluku.
“Kehadiran personil Satgas TNI BKO di wilayah Maluku ini adalah suatu keterpanggilan TNI terhadap masyarakat, bangsa dan negara. Dimanapun konflik kita akan hadir di kesempatan pertama. Ini kebijakan yangt dikeluarkan pimpinan sehingga tentunya saya sebagai Pangdam setelah mendapat bantuan perkuatan akan berupaya menstabilkan situasi dan kondisi keamanan di wilayah Maluku. Itu yang paling utama,” katanya.
Pengerahan 500 personil Kostrad ke Maluku ini, menurut Pangdam, selain kebijakan Mabes TNI juga sesuai dengan permintaan Gubernur Maluku Said Assagaff.
“Sesuai prosedur memang begitu. Sebagai unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), saya membantu gubernur untuk menciptakan situasi dan kondisi keamanan di Maluku menjadi kondusif. Saya siap membantu apapun yang dibutuhkan Gubernur,” ungkapnya.
KM.com