Gubernur Maluku, Said Assagaff /ist |
Ambon, KabarMaluku.com - Pemerinta Provinsi (Pemprov) Maluku melalui Gubernur Said Assagaff mendesak Direksi PLN menjamin pasokan listrik. Ini terkait Pasca kaburnya kontraktor pembangunan PLTU Maluku berkapasitas 2 x 15 megawatt di Desa Waai, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Malteng.
Gubernur mengaku dirinyalah yang langsung telah menegur General Manager PT PLN Maluku dan Maluku Utara, pasca kaburnya kontraktor tersebut.
“Dulu itu saya masih menjadi Wagub, saya langsung menegur GM PLN Maluku dan Maluku Utara, baik itu pejabat yang lama maupun pejabat yang baru ini. Sebab itu kelemahan kita jika tender itu tidak kita awasi dengan benar, dapat proyek lalu hanya ambil uang muka kemudian setelah itu lari dan berikan pekerjaan buat sub-sub yang kecil-kecil. Inikan masalah besar, untung saja bukan menggunakan dana APBD,” jelas Assagaff, kepada wartawan, usai upacara Peringatan Hari Pramuka ke-53, yang berlangsung di Bumi Perkemahan Lorihua, Suli, Kabupaten Malteng, Sabtu (23/8).
Dikatakan, pihaknya sudah berkali-kali pihaknya melakukan koordinasi dengan pihak PLN mulai dari sebelum pembangunan hingga kontraktornya kabur.
“Dulu awalnya mereka minta untuk bangunnya di Liang tapi memang kita setuju karena di Liang itu merupakan asset pariwisata kita yang paling unggul untuk pemandangan bawah laut akhirnya kita dapat lahan di Waai dan setelah kita teliti ternyata daerah itu aman namun yang kita sesali pelaksanaan pembangunannya tergatung-katung,” katanya.
Gubernur menegaskan, dirinya juga sudah meminta Direksi PLN untuk menjamin pasokan listrik bagi masyarakat untuk lima tahun ke depan harus aman.
“PLN sudah menjamin pasokan listrik untuk lima tahun mendatang aman dan mereka sudah membuat MoU dengan pihak ketiga untuk mendatangkan mesin pembangkit berkapasitas 30 megawatt karena kebutuhan kita saat beban puncak di malam hari itu sekitar 40 megawatt,” tandasnya.
Ia berharap dengan datangnya mesin pembangkit berkapasitas 30 megawatt tersebut, maka masyarakat tidak akan resah lagi karena tentunya pasokan listrik sudah aman.
“Namun, bukan berarti proyek pembangunan PLTU harus berhenti, sehingga saya minta pihak Direksi PLN harus lakukan kordinasi lagi agar pembangunan PLTU Waai itu tetap bisa dilanjutkan,” tutup Gubernur. (*)
Gubernur mengaku dirinyalah yang langsung telah menegur General Manager PT PLN Maluku dan Maluku Utara, pasca kaburnya kontraktor tersebut.
“Dulu itu saya masih menjadi Wagub, saya langsung menegur GM PLN Maluku dan Maluku Utara, baik itu pejabat yang lama maupun pejabat yang baru ini. Sebab itu kelemahan kita jika tender itu tidak kita awasi dengan benar, dapat proyek lalu hanya ambil uang muka kemudian setelah itu lari dan berikan pekerjaan buat sub-sub yang kecil-kecil. Inikan masalah besar, untung saja bukan menggunakan dana APBD,” jelas Assagaff, kepada wartawan, usai upacara Peringatan Hari Pramuka ke-53, yang berlangsung di Bumi Perkemahan Lorihua, Suli, Kabupaten Malteng, Sabtu (23/8).
Dikatakan, pihaknya sudah berkali-kali pihaknya melakukan koordinasi dengan pihak PLN mulai dari sebelum pembangunan hingga kontraktornya kabur.
“Dulu awalnya mereka minta untuk bangunnya di Liang tapi memang kita setuju karena di Liang itu merupakan asset pariwisata kita yang paling unggul untuk pemandangan bawah laut akhirnya kita dapat lahan di Waai dan setelah kita teliti ternyata daerah itu aman namun yang kita sesali pelaksanaan pembangunannya tergatung-katung,” katanya.
Gubernur menegaskan, dirinya juga sudah meminta Direksi PLN untuk menjamin pasokan listrik bagi masyarakat untuk lima tahun ke depan harus aman.
“PLN sudah menjamin pasokan listrik untuk lima tahun mendatang aman dan mereka sudah membuat MoU dengan pihak ketiga untuk mendatangkan mesin pembangkit berkapasitas 30 megawatt karena kebutuhan kita saat beban puncak di malam hari itu sekitar 40 megawatt,” tandasnya.
Ia berharap dengan datangnya mesin pembangkit berkapasitas 30 megawatt tersebut, maka masyarakat tidak akan resah lagi karena tentunya pasokan listrik sudah aman.
“Namun, bukan berarti proyek pembangunan PLTU harus berhenti, sehingga saya minta pihak Direksi PLN harus lakukan kordinasi lagi agar pembangunan PLTU Waai itu tetap bisa dilanjutkan,” tutup Gubernur. (*)