Presiden Jokowidodo Bersama Iteri Saat Menghadiri Pembukaan Pesparawi ke-XI Ambon |
Ambon, KabarMaluku.com - Pembukaan Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Nasional ke-XI di Lapangan Karang Panjang Kota Ambon, Selasa (6/10) dihadiri langsung Presiden Joko Widodo.
Dalam pidatonya terus mengingatkan pentingnya menjaga keragaman dalam perbedaan. Jokowi mengatakan Bangsa Indonesia memiliki berbagai keragaman, baik keragaman suku, keragaman agama, maupun keragaman budaya. Dalam keragaman itu pula melekat nilai-nilai basudara
“Ketika keragaman menjadi harmoni dan kesatuan, hasilnya adalah kekuatan yang tanpa batas,” ucap Presiden.
Presiden Jokowi yang hadir bersama Ibu Iriana Joko Widodo menjelaskan bahwa hidup ber-bhinneka tunggal ika, sama halnya dengan paduan suara, ada yang Bass, Tenor, Sopran, Alto. Walaupun berbeda-beda, tapi ketika semuanya menyanyi lagu yang sama, hasilnya adalah harmoni.
Keindahan bukan karena menyanyikan dengan nada yang sama tapi keindahan justru tercipta dari keragaman dalam harmoni. Oleh sebab itu, menurut Presiden apabila seluruh umat bersatu, segala persoalan kebangsaan yang sedang dan akan kita hadapi, seperti perlambatan ekonomi global yang terjadi sekarang ini, pasti dapat kita atasi.
“Kita harus optimis menghadapi masa depan,” ujar Presiden.
Presiden menyampaikan bahwa Pesparawi Nasional ke-XI di kota Ambon tahun ini bukan semata-mata pesta paduan suara, tapi merupakan momentum untuk menegaskan kembali seruan bersama kepada seluruh anak bangsa, bahwa dalam hidup berbangsa dan bernegara hidup kita harus berbuah.
“Hidup kita harus seperti pohon yang menghasilkan buah yang berbiji,” lanjut Jokowi.
Presiden merasa sangat gembira ketika mendengar banyak peserta Pesparawi tinggal di rumah-rumah penduduk yang berbeda agama. “Itulah contoh langsung, contoh hidup, dari tema Pesparawi Ke-XI kali ini “Sungguh Alangkah Baik dan Indahnya Hidup Dalam Persaudaraan yang Rukun.”
Kepal Negara berharap pemerintah dan masyarakat Kota Ambon dapat menjadi tuan rumah yang baik bagi peserta Pesparawi Nasional ke-11 mencapai 7.000 orang dan datang dari 34.provinsi.
”Tunjukkan bahwa Ambon adalah paduan suara yang hidup dalam harmoni.Tunjukkan bahwa di Ambon, Bhinneka Tunggal Ika adalah nafas hidup bersama. Tunjukkan bahwa Ambon ‘Manise’,” terangnya. (*tn)
Dalam pidatonya terus mengingatkan pentingnya menjaga keragaman dalam perbedaan. Jokowi mengatakan Bangsa Indonesia memiliki berbagai keragaman, baik keragaman suku, keragaman agama, maupun keragaman budaya. Dalam keragaman itu pula melekat nilai-nilai basudara
“Ketika keragaman menjadi harmoni dan kesatuan, hasilnya adalah kekuatan yang tanpa batas,” ucap Presiden.
Presiden Jokowi yang hadir bersama Ibu Iriana Joko Widodo menjelaskan bahwa hidup ber-bhinneka tunggal ika, sama halnya dengan paduan suara, ada yang Bass, Tenor, Sopran, Alto. Walaupun berbeda-beda, tapi ketika semuanya menyanyi lagu yang sama, hasilnya adalah harmoni.
Keindahan bukan karena menyanyikan dengan nada yang sama tapi keindahan justru tercipta dari keragaman dalam harmoni. Oleh sebab itu, menurut Presiden apabila seluruh umat bersatu, segala persoalan kebangsaan yang sedang dan akan kita hadapi, seperti perlambatan ekonomi global yang terjadi sekarang ini, pasti dapat kita atasi.
“Kita harus optimis menghadapi masa depan,” ujar Presiden.
Presiden menyampaikan bahwa Pesparawi Nasional ke-XI di kota Ambon tahun ini bukan semata-mata pesta paduan suara, tapi merupakan momentum untuk menegaskan kembali seruan bersama kepada seluruh anak bangsa, bahwa dalam hidup berbangsa dan bernegara hidup kita harus berbuah.
“Hidup kita harus seperti pohon yang menghasilkan buah yang berbiji,” lanjut Jokowi.
Presiden merasa sangat gembira ketika mendengar banyak peserta Pesparawi tinggal di rumah-rumah penduduk yang berbeda agama. “Itulah contoh langsung, contoh hidup, dari tema Pesparawi Ke-XI kali ini “Sungguh Alangkah Baik dan Indahnya Hidup Dalam Persaudaraan yang Rukun.”
Kepal Negara berharap pemerintah dan masyarakat Kota Ambon dapat menjadi tuan rumah yang baik bagi peserta Pesparawi Nasional ke-11 mencapai 7.000 orang dan datang dari 34.provinsi.
”Tunjukkan bahwa Ambon adalah paduan suara yang hidup dalam harmoni.Tunjukkan bahwa di Ambon, Bhinneka Tunggal Ika adalah nafas hidup bersama. Tunjukkan bahwa Ambon ‘Manise’,” terangnya. (*tn)