Kecewa dengan Tindakan Bupati, Massa Rusaki Fasilitas Pemerintah

1
Aksi Pembakara sera Blokade Jalan
oleh Masyarakat /KM.com
Masohi, KabarMaluku.com - Aksi pembakaran dan penyegelan Empat Kantor Kecamatan serta ‎​1 UPTD BKKBN di Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) pada Jumat, (12/12) kemarin oleh masyarakat terus menuai perhatian. Empat Kantor Kecamatan yang dirusaki masyarakat antara lain Kecamatan Seram Utara, Seram Utara Timur Kobi, Seram Utara Timur Seti dan Seram Utara Barat.

Pengrusakan oleh masyarakat ini merupakan bentuk protes terhadap Bupati Malteng, Abua Tuasikal karena tuntutan pemekaran Kabupaten baru tidak direspon baik oleh pemerintah Kabupaten Malteng. Masyarakat yang telah menuntut pemekaran sejak lama dan semua persyaratannya telah dipenuhi juga telah di setujui DPRD Malteng dan Gubernur Maluku namun semuanya harus terkendala oleh Bupati yang tidak juga memberikan rekomendasi sehingga menimbulkan kemarahan masyarakat.

Selain pengrusakan beberapa Kantor Kecamatan, masyarakat juga membakar 1 buah rumah dinas Camat di Wahai Kecamatan Sram Utara, membakar Penginapan milik Bupati. Memblokade sejumlah ruas Jalan Lintas Seram. Pemblokiran dilakukan dengan cara membeton jalan dan menaruh batu di atas badan jalan yang menghubungkan sejumlah Kabupaten di Pulau Seram. Beberapa pohon-pohon besar yang ada disisi kiri dan kanan jalan di kawasan hutan di sekitar tanjakan SS dan di kawasan hutan lainnya juga ditumbangkan
oleh masyarakat.

Penginapan Milik Bupati Abua Tuasikal
yang Dibakar Masyarakat, Jumat (12/12) /KM.com

Sementara Kapolres Malteng AKBP Herley Silalahi kepada sejumlah Wartawan, Jumat (12/12) membenarkan kejadian itu. Menurutnya, aksi pembakaran tersebut  diduga dilakukan sebagai bentuk ketidakpuasan masyarakat atas tuntutan mereka terhadap Bupati Maluku Tengah terkait pemekaran Kabupaten Seram Utara Raya.

“Diduga masalahnya itu terjadi karena masyarakat tidak puas dan kecewa dengan tuntutan pemekaran kabupaten baru. Mungkin, Pak Bupati tidak merespon sehingga massa marah,'' jelas Silalahi.


Oleh Tokoh masyarakat, hal tersebut juga dinilai akibat kurangnya respon pemerintah terhadap tuntutan rakyat hingga terjadinya aksi yang benarnya tidak diinginkan bersama.

Melihat kondisi tersebut, Tokoh Pemuda serta Pemerhati Sosial Maluku, Muslim Aloahiit turut prihatin dan sangat menyayangkan hal itu bisa terjadi.

"Selaku masyarakat Seram Utara merasa prihatin dengan kondisi yang terjadi di seluruh pelosok negeri Seram Utara," kata Aloahiit saat dihubungi KabarMaluku.com, Sabtu (13/12).


Namun, lanjut Aloahiit, kembali lagi ke pemerintah daerah dalam hal ini Bupati dan Gubernur duduk bersama dengan Tokoh masyarakat Seram Utara Raya berbicara dari hati ke hati agar sesegarah mungkin mengambil langkah yang konkrit.

"Karena ini bukan lagi soal gerakan kelompok tapi ini mayoritas masyarakat secara masif melakukan gerakan," jelas Aloahiit kembali.


‎​Aloahiit juga menyoroti sikap Bupati. Menurutnya Bupati  harusnya bisa lebih paham masyarakat Seram utara Raya. Tidak membiarkan begitu saja para demonstran yang selama 4 hari bertahan di Kantor DPRD Malteng.

"Saya sangat sesalkan tindakan Bupati, kok tidak peka terhadap situasi yang terjadi. Seharusnya bupati paham sikologis masyarakat Seram Utara Raya yang bertahan 4 hari di DPRD Malteng," tegas Aloahiit.

‎​Diakhir pembicaraanya, Aloahiit menghimbau kepada seluruh saudara masyarakat Serut Raya untuk tetap jaga keaman dan kedamaian sehingga proses pemekaran yang menjadi harapan masyarakat tetap berjalan.

"Basudara (saudara) Seram Utara Raya, marilah kita sama-sama menjaga kedamaian di katong pung daerah, jagalah keamanan sehingga proses pemekaran tetap berjalan,'' himbau Aloahiit menutup pembicaraannya.


KM.com

Post a Comment

1 Comments
Post a Comment
To Top