Kondisi Jalan ke Kecamatan Inamosul Kabupaten SBB, (foto KM.com) |
Piru, KabarMaluku.com - Kondisi
sejumah desa di kawasan pegunungan Kecamatan Inamosul Kabupaten Seram Bagian
Barat (SBB), Maluku sungguh memprihatinkan. Hingga kini tidak ada sarana jalan
yang dibangun pemerintah setempat untuk menjangkau desa-desa di kecamatan
tersebut.
Satu-satunya jalan warisan
pemerintah belanda yang ada di wilayah itu pun kondisinya rusak parah dan tidak
bisa dilalui kendaraan. Praktis ribuan warga sejumlah desa yang ada di
kecamatan itu selama berpuluh-puluh tahun harus hidup dalam keterisolasian.
Untuk menempuh Kecamatan Kairatu
menuju Piru, Ibu Kota Kabupaten Seram Bagian Barat saja warga setempat harus
rela berjalan kaki selama seharian. Kondisi ini semakin parah lantaran
pemerintah daerah tidak juga berniat memperbaiki jalan warisan pemerintah
belanda yang telah rusak termakan usia. “Disini tidak ada jalan aspal,
pemerintah sama sekali tidak memperhatikan kami warga pegunungan,”kata Remon
Latu warga desa Hunitetu saat dihubungi dari Ambon, Kamis (7/4/2016).
Dia mengaku tidak adanya sarana
jalan yang memadai membuat warga sejumlah desa di Kecamatan itu selama ini
terisolasi. Untuk menjual hasil panen perkebunan saja warga begitu merasa
kesulitan. Sehingga tak heran para petani desa kerap berjalan kaki menuju
Kecamatan Kairatu denganmemikul hasil pertanian untuk dijual. “Tidak ada angkot
sampai ke desa-desa disini, karena memang jalannya tidak bisa dilalui, kalau
dengan sepeda motor juga butuh waktu yang sangat lama,”ujarnya.
Dia menjelaskan ada sejumlah desa di
kecamatan itu yang tidak pernah menikmati akses jalan, desa-desa itu anatara lain,
Hunitetu, Rambatu, Rumberu, Imabatai, Rurama dan sejumlah desa lainnya. Meski
desa-desa tersebut kini telah dimekarkan menjadi kecamatan baru, namun tetap
saja pembangunan di wilayah tersebut tidak pernah dinikmati oleh masyarakat.
Sulitnya akses transportasi di wilayah itu membuat warga setempat bahkan sangat
kesulitan untuk memeroleh pendidikan yang layak. “Tidak ada sekolah SMA disini
Anak-anak kami disini sekolahnya di kilometer 9 dan juga di Kairatu, kalau saja
pemerintah mau membangun jalan disini mungkin kondisinya tidak seperti
ini,”ungkapnya.
Sejak Zaman Belanda
Kondisi jalan menuju kecamatan
Inamosul memang sangat parah. Saking parahnya aspal yang berada diatas badan
jalan bahkan sudah tidak tampak lagi, dan yang ada hanyalah bebatuan dan lubang-lubang
yang menganga.
Anggota DPRD Kabupaten Seram Bagian
Barat, Fery Solissa mengaku jalan yang ada di wilayah itu merupakan jalan yang
telah dibangun sejak zaman kolonial belanda, dan saat ini kondisinya tidak bisa
dilewati lagi oleh kendaraan. “Jalan itu sudah ada sejak zaman belanda, sudah
ratusan tahun yang lalu. Beberapa puluh tahun lalu masih bisa dilewati namun
kini sudah tidak bisa lagi,”ungkap Fery saat dihubungi secara terpisah.
Dia mengaku akibat kerusakan jalan
itu, warga sejumlah desa di kecamatan itu puluhan tahun lamanya terisolasi.
Fery yang juga warga Kecamatan Inamosul ini mengatakan pihaknya beberapa kali
telah meminta kepada pemerintah daerah untuk membangun jalan di kawasan itu
namun hingga kini tidak juga dibangun. “Pembangunan jalan hanya baru sampai
di kilometer 5, jadi masih jauh menuju sejumlah desa di wilayah
pegunungan,”ujarnya.
Dia menjelaskan kondisi tersebut
membuat ribuan warga sejumlah desa di kecamatan tersebut merasa tidak merasakan
sentuhan pembangunan selama ini. warga bahkan mengaku telah menjadi korban
diskriminasi oleh pemerintah. “Jujur saja warga mengaku belum merasakan
kemerdekaan selama ini dan mereka sangat merasa didiskriminasi,”ujarnya.
Menurutnya selaku wakil rakyat yang
mewakili ribuan masyarakat di wilayah itu, beberapa kali dia telah menyampaikan
masalah tersebut kepada pemerintah daerah. Namun Pemda beralasan jika
jalan merupakan kewenangan pemerintah provinsi Maluku. “Sudah berulang
kali kami usaulkan tapi katanya itu jalan Provinsi, jadi kami harap pemerintah
provinsi Maluku jangan diam melihat penderitaan masyarakat kami
disini,”harapnya.
Sementara Kepala Dinas Pekerjaan
Umum Provinsi Maluku, Ismail Usemahu yang dikonfirmasi soal masalah tersebut
tidak berhasil dihubungi. (Tim KM.com)